Sericerita rakyat Jawa Tengah ini adalah salah satu yang kami rekomendasikan sebab mengangkat tema huruf Jawa. Jadi, dengan produk ini, Anda juga akan mengenalkan aksara Jawa yang makin jarang digunakan pada anak. 7 Ideo Balita Baca Komik Cerita Rakyat: Malin Kundang Mulai dari Rp 52.000,00 Lihat produk ini di Shopee Jenisjenis Komik 1. Komik Strip 2. Komik Buku 3. Komik Humor dan Petualangan 4. Komik Biografi dan Ilmiah 5. Komik Edukasi 6. Komik Promosi (Iklan) 7. Komik Wayang 8. Komik Silat 9. Komik Tahunan 10. Komik online Fungsi Komik 1. Menghibur 2. Mencerdaskan 3. Mengabarkan 4. Melatih Sinkronisasi 5. Mengisi Hari dengan Bahagia Contoh-contoh Komik 1. Mendongeng cerita rakyat bisa mengenalkan anak dan membuatnya cinta kebudayaan Indonesia. Pengetahuan anak juga akan bertambah luas," kata Ratih, beberapa waktu lalu. Nah, salah satu cerita rakyat yang bisa dikenalkan ke anak adalah kisah Roro Jonggrang nih. Melalui kisah hidupnya, Si Kecil bisa mengambil pesan moral tentang kehidupan. memenuhikebutuhan tersebut. Sebut saja misal dari jenisnya, maka buku sastra anak dibedakan dengan cerita berjenis realistik, fantasi, biografi, sejarah, dan sebagianya. Dari bentuknya ada buku pop up, bacaan bergambar, komik, novel, dan sebagainya, Sementara dari temanya, tentu bermacam-macam yang kesemuanya merupakan gambaran atas dunia anak Vay Tiền Nhanh Ggads. Contoh Cerita Fiksi – Bagi seorang yang suka membaca, pasti nama fiksi sudah bukan lagi hal yang asing baginya. Mengenai cerita fiksi, pada dasarnya sudah banyak sekali orang yang tahu. Bahkan tidak sedikit pula cerita fiksi yang dijadikan film. Meskipun begitu, tidak heran jika masih ada saja orang yang tidak memahami apa itu cerita fiksi. Bahkan sulit dibedakan antara fiksi dengan yang nyata. Oleh karenanya, dengan membaca artikel berikut ini kamu akan tahu seperti apa cerita fiksi itu. A. Pengertian Cerita FiksiB. Unsur Intrinsik Cerita Fiksi1. Tema2. Alur3. Tokoh4. Latar5. Konflik6. Sudut Pandang7. Percakapan. Unsur Intrinsik Cerita FiksiC. Unsur Ekstrinsik Cerita FiksiD. Jenis Cerita Fiksi1. Novel2. Cerpen3 RomanE. Struktur Teks Cerita FiksiF. Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Fiksia. Metaforab. Similec. MetonimiaG. Contoh Cerita Fiksi1. Contoh Cerita Fiksi Untuk Anak2. Contoh Cerita Fiksi Pendidikan3. Contoh Cerita Fiksi Sejarah4. Contoh Cerita Fiksi Ilmiah5. Contoh Cerita Fiksi Cerita Rakyat Kalau membaca dari namanya, sebaiknya kita mengetahui apa itu cerita fiksi. Diambil dari kata fiksi yang memiliki makna serupa dengan fantasi. Dengan begitu, kita pun tahu bahwa cerita fiksi adalah cerita yang hanya memutar kejadian fantasi semata. Karena cerita fiksi merupakan fantasi, maka tidak heran jika disebut sebagai angan-angan. Hadirnya cerita fiksi tidak lain hanya untuk dijadikan hiburan semata. Bahkan bisa dibilang cerita ini hanya karya dari pengarangnya. Pastinya banyak orang yang menanyakan imajinasi seperti ini kenapa bisa dituangkan ke dalam bentuk tulisan? Terlebih saat menyaksikan jumlahnya yang banyak seperti buku. Jawabannya tentu saja karena pengaruh dari wawasan serta pola pikir dari sang penulis itu sendiri. Bukan dari segi wawasannya saja, bahkan dari adanya cerita fiksi kita juga menjadi tahu seperti apa jalan pikiran seorang penulis. Termasuk ke dalam berbagai jenis peristiwa, baik peristiwa nyata maupun hasil settingan semata. B. Unsur Intrinsik Cerita Fiksi Dalam cerita fiksi pada dasarnya tidak hanya menyajikan bentuk cerita saja. Melainkan dalam komponen cerita juga terdapat berbagai. Unsur yang membangun adanya cerita fiksi. So, di bawah ini adalah serangkaian unsur yang paling umum di dalam cerita fiksi. 1. Tema Siapa sih yang tidak kenal dengan tema? Tema merupakan gagasan atau ide utama dari sebuah cerita. Entah mau seberapa panjang cerita tersebut, pasti memiliki tema. Nah! Biasanya, cerita yang panjang justru memiliki lebih dari sebuah tema. 2. Alur Selain tema, dalam sebuah cerita ada juga yang disebut alur. Alur menggambarkan keseluruhan dari sebuah cerita. Bahkan setiap cerita memiliki alur yang berbeda. Entah itu mau akur maju, mundur atau campuran. 3. Tokoh Dalam sebuah cerita sudah dipastikan ada tokohnya. Tokoh juga biasa disebut karakter. Nah! Dalam suatu cerita, tokoh tidak hanya manusia saja. Jika ceritanya menceritakan kisah binatang, maka tokohnya bisa berupa binatang. 4. Latar Penikmat sebuah cerita pasti tahu kalau di sebuah cerita tidak hanya terdiri dari 3 unsur di atas saja. Melainkan ada juga latar. Latar mengisahkan suasana, waktu, dan tempat yang berbeda dalam sebuah cerita. 5. Konflik Dalam sebuah cerita sudah pasti terdapat adanya konflik. Konflik dalam cerita bertujuan untuk membangkitkan emosi para pembacanya. Namun bukan hanya itu Sajam konflik sebuah masalah juga bertahap. Mulai dari yang paling awal sampai tahap penyelesaian konflik. 6. Sudut Pandang Kalau sudut pandang adalah terkait Point of View si penulisnya. Sudut pandang dalam sebuah cerita berbeda dengan cerita yang lainnya. Bisa dikatakan, sebuah cerita memakai sudut pandang orang pertama jika mengisahkan tentang saya’. Jika cerita mengisahkan sudut pandang orang kedua, maka mengisahkan tentang dia’. Namun, ada pula sudut pandang orang ketiga, mengisahkan kehidupan seseorang, di mana penulis seolah hanya berperan sebagai pengamat saja. 7. Percakapan Perlu kamu ketahui, dalam sebuah cerita pastinya terdapat dialog. Nah! Dialog dalam cerita fiksi berbeda dengan dialog yang terjadi di dunia nyata. Bisa dibilang dialog cerita fiksi cenderung menampilkan poin-poin pentingnya saja. . Unsur Intrinsik Cerita Fiksi Dalam sebuah cerita terdapat unsur. Unsurnya ada unsur instrinsik yang berfungsi untuk membangun sebuah cerita dalam suatu cerita fiksi. Dimana padu padan dalam sebuah cerita terjadi karena adanya unsur intrinsik. Unsur intrinsik terbagi menjadi beberapa bagian. Pertama, ada tema. Tema sama halnya gagasan utama dalam sebuah cerita. Kedua, ada tokoh. Tokoh adalah peran yang ada di dalam sebuah cerita. Terkait tokoh bisa terdiri atas beberapa sifat sesuai dengan peran dari tokohnya. Selain itu, ada latar. Mengenai latar sebenarnya bisa mencakup latar waktu, tempat, atau suasana. Ada pula unsur yang disebut sebagai alur. Alur adalah jalan cerita. Dalam setiap cerita terdapat alur yang berbeda-beda. Ada yang pakai alur maju, mundur, atau campuran. Selain itu, ada pula sudut pandang. Sesuai dengan namanya, sudut pandang merupakan pandangan penulis. Ada pula yang disebut sebagai amanat, adalah pesan yang terkandung di dalam sebuah cerita. Untuk lebih memahami berbagai unsur yang ada pada sebuah cerita dan dapat langsung mengaplikasikannya, Grameds dapat membaca buku Yuk, Menulis! Diary, Puisi, Dan Cerita Fiksi. C. Unsur Ekstrinsik Cerita Fiksi Selain unsur intrinsik yang membangun sebuah cerita, ada pula unsur Ekstrinsik. Unsur Ekstrinsik adalah salah satu unsur yang mempengaruhi si penulis cerita tersebut. Ada beberapa hal yang akan dikaji dari unsur Ekstrinsik ini. Diantaranya adalah sebagai berikut! Hubungan penulis dengan dunia sastra. Biasanya mencakup latar belakang kehidupan sang pengarang yang mempengaruhi kondisi kejiwaan, latar belakang penulis di kehidupan masyarakat, serta hubungannya dengan negara atau politik. Hubungan ide penulis dengan sastra yang berupa ideologi, filsafat, pengetahuan, dan teknologi. Hubungan segala aspek yang akan memengaruhi cerita. Baik itu aspek pendidikan, aspek ekonomi, aspek budaya, politik, dan lainnya. Hubungan sastra dengan semangat zaman serta bagaimana sang pengarang menceritakannya. Berbagai unsur disebuah cerita seperti membangun karakter tokoh, konflik, alur, dan sebagainya juga dapat Grameds pelajari melalui buku 13 Poin Menulis Cerita Pendek, Dijamin Bisa Menulis Cerpen Dalam Waktu Singkat! D. Jenis Cerita Fiksi 1. Novel Novel merupakan salah satu bagian dari sebuah cerita fiksi. Mengenai novel sebenarnya sebuah cerita dengan pemaparan kisah yang panjang. Di dalam novel juga terjadi interaksi antara tokoh satu dengan tokoh lainnya. Bahkan novel menampilkan konflik yang tinggi. Selain itu, novel juga biasanya menceritakan alur kehidupan tokoh dari lahir hingga dewasa. Konfliknya tidak hanya dipaparkan secara singkat dan jelas, bahkan bisa berkepanjangan. Terkait hal ini pula novel biasanya memiliki konflik pro dan kontra. Contoh-contoh novel  a. Novel Nebula – Tere Liye More Of You – Acha Sinaga & Andy Ambarita 2. Cerpen Selain novel, cerita fiksi juga ada cerpen atau cerita pendek. Terkait dengan hal ini, cerpen jelasnya lebih singkat daripada novel. Cerpen hanya menampilkan kisah yang fokus pada tujuan. Tidak layaknya novel yang berkepanjangan, karakter cerpen juga dibatasi. Selain itu, tidak ada konflik yang terlalu rumit. Pada dasarnya cerpen hanya menampilkan bagian fokus ke akar permasalahannya saja. Dari pada itu, cerpen biasa disebut sebagai cerita sekali duduk. a. Kumpulan Cerpen Anak Payung-Payung Impian b. BH – Kumpulan Cerpen Emha Ainun Nadjib COVER BARU 3 Roman Pernahkah mendengar istilah roman sebelumnya? Roman adalah sebuah cerita fiksi. Namun, mengingat namanya yang berasal dari bahasa Perancis, yakni Romance, roman menampilkan cerita yang berbau romantis. Meskipun begitu, roman layaknya cerita kebanyakan yang mengangkat kisah dan ada temanya. Roman juga pada dasarnya bersifat klasik. Ada banyak roman yang bisa kita jumpai, seperti halnya Si Dul Anak Jakarta. Pelajari cara menulis sebuah cerita melalui buku karya Wahyudi Siswanto dengan judul Cara Menulis Cerita yang bisa kamu dapatkan hanya di Gramedia. E. Struktur Teks Cerita Fiksi Abstrak, merupakan cerita singkat dalam sebuah cerita yang panjang. Terkait abstrak dalam sebuah cerita sebenarnya boleh ada boleh juga tidak. Selain abstrak, ada struktur orientasi yang merupakan bagian dari tema, latar belakang, serta tokoh dalam cerita. Ada struktur yang disebut komplikasi yang merupakan bagian berisikan masalah dan dihadapi oleh tokoh di dalam cerita. Selain itu, ada pula bagian evaluasi. Evaluasi biasa dimaknai pula sebagai pemecahan masalah. Ada struktur cerita yang disebut resolusi. Sesuai dengan namanya, bagian ini adalah inti dari sebuah masalah dalam cerita. Terakhir, ada struktur yang berupa Koda. Koda disebut juga sebagai reorientasi dan merupakan bagian yang berisikan amanat atau pesan moral cerita. Baca juga Pengertian Cerita Anak Unsur, Jenis, Contoh dan Manfaatnya F. Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Fiksi Cerita Fiksi disusun dengan menggunakan bahasa-bahasa tertentu yang disebut sebagai kaidah kebahasaan. Dalam cerita fiksi biasanya menggunakan 3 Kaidah Kebahasaan yang paling umum, yakni metafora, metonimia dan simile. Cerita fiksi memiliki kaidah Ketatabahasaan sendiri. Kalau dibandingkan dengan puisi, jelas saja penggunaan kaidah bahasaannya berbeda. Nah! Buat kamu nih yang mau tahu seperti apa bahasa yang digunakan dalam cerita fiksi, berikut kami kasih tau. a. Metafora Kaidah Kebahasaan metafora sering terdengar di dunia cerita. Apa sih yang dimaksud dengan kaidah kebahasaan metafora? Kaidah kebahasaan metafora merupakan kaidah bahasa yang digunakan untuk membandingkan dua perumpamaan serupa namun bahasanya berbeda. b. Simile Pernah mendengar kaidah kebahasaan simile? Kaidah kebahasaan yang satu ini adalah kaidah kebahasaan yang berguna untuk membandingkan suatu hal secara eksplisit. Bukan hanya itu saja, bahkan juga mengusung kata seumpama, selayaknya, dan lainnya. c. Metonimia Metonimia biasa disebut sebagai kata yang digunakan untuk menggantikan kata sesuatu. Dalam hal penggunaan gaya bahasa ini juga hanya diperuntukkan bagi objek atau subjek yang memiliki hubungan dekat saja. G. Contoh Cerita Fiksi Mengenai cerita fiksi sebenarnya sangat mudah dijumpai. Nah! Bagi beberapa orang yang jauh dengan dunia tulis menulis mungkin masih asing dengan contoh cerita fiksi. Oleh karenanya, berikut kami sajikan contohnya! 1. Contoh Cerita Fiksi Untuk Anak Dikejar Anjing Anton, Doni dan Budi merupakan 3 sekawan yg tak jarang menghabiskan waktu mereka ketika sore hari buat bermain sepeda. Mereka selalu berkelana dan mencoba loka-loka baru buat dijelajahinya. Kalau istilah yang disebut Doni, ini namanya petualangan misalnya seperti yang ada televisi. Suatu sore, mereka kebingungan buat mencari rute baru yang ingin mereka coba jelajahi. Pasalnya, seluruh gang-gang dan rute kompleks di dekat rumah mereka telah mereka masuki semua. Budi pun memberi pandangan baru buat menjelajahi kompleks pabrik yang terdapat di luar kompleks perumahan. Pada awalnya, pandangan baru Budi ini tidaklah disetujui oleh Doni lantaran ibunya selalu berpesan supaya tidak bermain terlalu jauh dari kompleks perubahan. Tetapi atas persetujuan Anton dan Budi, Doni pun akhirnya terpaksa ikut. Mereka bersepeda dengan riang dan merasa tertantang lantaran pertama kalinya bermain di luar kompleks mereka dan pergi relatif jauh. Saat mereka akan memasuki kompleks pabrik, tiba-tiba mereka mendengar bunyi gonggongan anjing yg sangat nyaring. Mereka berhenti dan melihat terdapat seekor anjing yg lehernya tidak terikat di belakang pohon Rupanya anjing ini merupakan anjing yg dipelihara pada dekat pabrik buat mengamankan pabrik pada saat hari Minggu. Anton, Doni dan Budi pun bergegas mengayuh sepeda sekuat energi lantaran anjing tadi berlari mengejar mereka. Mereka bertiga berteriak minta tolong dan mengayuh sepeda sekencang yang mereka bisa. Hingga sampai di area kompleks perubahan mereka, untungnya anjing itu tidak lagi mengejar mereka. Doni pun menyesal lantaran tidak mematuhi perintah ibunya. Maaf Terakhir Di suatu desa tinggal seorang Kakek tua renta bersama cucu-cucunya yang masih kecil. Sang kakek mencukupi kebutuhan sehari-hari dengan bekerja serabutan. Karena tenaganya sudah tidak lagi sekuat dulu, maka ia pun bekerja alakadarnya. Terkadang memetik daun talas untuk dijual kepada si pemilik kolam ikan, terkadang pula sang kakek mengandalkan hidupnya dari hasil tebang pohon bambu yang dijual. Ada kalanya sang kakek juga mencangkul sawah tetangga. Pada suatu hari, datanglah musim panen. Oleh salah seorang juragan padi, sang kakek diminta untuk memanen padi. Tentu saja bersama dengan pemanen padi lainnya, pekerjaan jadi mudah selesai dalam kurun waktu beberapa hari. Hasil panen yang sudah selesai pun dihitung dan disetorkan pada sang juragan. Kakek itulah yang kebagian menyetorkan hasil panennya setelah seluruh pemanen lainnya pulang. Namun, naasnya sang kakek sedang mendapat nasib yang tidak beruntung. Hasil panen padi setelah dihitung oleh juragan padi memiliki jumlah yang kurang dari biasanya. Sang kakek dituduh melakukan perbuatan korupsi. Meskipun sang kakek sudah menjelaskannya, juragan padi tetap saja tidak percaya. Kakek pun pulang ke rumahnya, setelah memohon maaf pada sang juragan. Tanpa membawa sepeser uang pun, kakek kebingungan karena cucu-cucunya sudah menanti di rumah. Mereka pasti kelaparan, pikirnya demikian. Meskipun sedih dan berat hati, kakek mencoba ikhlas dan tetap kembali ke rumah dengan wajah tanpa kesedihan. Ia membuka pintu rumah, dan disambut oleh cucu-cucunya. Sang cucu terbesar menyambut kakek belakangan. Karena ia sudah beranjak remaja, sedikit demi sedikit ia mulai mengerti segala kebutuhan kakek. Mulai dari menyiapkan minum, hingga menyajikan makanan. “Ubi?” tanya sang kakek begitu melihat cucunya menyajikan ubi. Jelas saja ia heran karena sebelumnya tidak ada ubi bahkan tidak ada uang untuk membelinya. Cucu pun menjelaskannya bahwa itu adalah pemberian tetangga. “Alhamdulillah,” gumam mereka bersama. Sang Kakek bercerita pada cucu terbesarnya mengenai kejadian hari ini. Meski berat hati dan sedih, mereka meyakini bahwa peristiwa ini datang dari sang Kuasa. “Anggap saja ini cobaan kita, kek” ucap cucunya. Hari demi hari berganti bulan, sang kakek tetap menjalankan rutinitas biasanya. Suatu hari, seseorang datang ke rumah dan mencari kakek. “Nak, apakah Kakek ada?” tanya laki-laki paruh baya, begitu sampai di depan rumah. “Kakek belum pulang. Ada apa ya, pak?” Tanya sang cucu. “Mmmm kalau begitu tolong sampaikan pada kakek ya, untuk segera ke tempat juragan padi. Ada sesuatu yang sangat penting.” ucapnya. Setelah pamit, lelaki paruh baya itu pun pergi. Sore harinya, sang kakek pulang. Cucu terbesar pun memberi tahu apa yang perlu disampaikan. Meski teringat kejadian beberapa bulan lalu yang menyakitkan hati, sang kakek berbesar hati memaafkannya. Kemudian ia menuju ke kediaman juragan padi. Begitu masuk rumahnya, kakek langsung di antar ke kamar. Tentu saja ia heran karena tidak biasanya. Betapa terkejutnya kakek saat menjumpai juragan padi tergeletak lemas tak berdaya di atas ranjang dan dikelilingi keluarga. Kabarnya, ia ingin meminta maaf atas segala kesalahannya pada kakek. Dengan besar hati, kakek sudah memaafkannya sejak lama. Pun setelah itu, sang juragan padi menghembuskan napas terakhirnya. Saat itulah sang juragan memberi maaf pertama dan terakhir pada kakek. 2. Contoh Cerita Fiksi Pendidikan Mengejar Mimpi Prasetya adalah seorang siswa sekolah dasar dari daerah terpencil di Indonesia. Dia tinggal di desa yang sangat sepi di ujung Kalimantan. Kehidupan penduduk desa sangat sederhana dan jauh dari kehidupan modern. Akses listrik di sana sangat terbatas, belum lagi sinyal dan akses internet. Namun, penduduk desa yang tinggal di sana masih bisa hidup bahagia dengan sepenuhnya memenuhi keterbatasan tersebut. Prasetya sedari kecil sudah memiliki cita-cita ingin menjadikan desanya bisa lebih maju. Ia mulai berpikir paling tidak di desanya ada akses listrik yang mumpuni dan gratis untuk seluruh masyarakat yang tinggal disana. Keinginan itu muncul ketika ia pernah tak sengaja membaca selembar koran yang ia temukan di area sekolahnya. Koran tersebut itu memang sudah benar sangat lusuh, sehingga ia semakin bersemangat membangun desanya. Atas impiannya itu, Prasetya kemuaian belajar sangat keras agar cita-citanya bisa memperoleh beasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Plas adalah nama panggilan SMA-nya, kemudian ia akhirnya bersekolah di luar desa karena ingin mengejar dengan lebih layak. Dia bekerja sambil bersekolah. Pada akhirnya, ia diterima di salah satu universitas besar di Indonesia. Sejak itu, Prasetya telah belajar dengan giat dan memperoleh prestasi dalam berbagai proyek penelitian yang dilakukan oleh para dosennya. Setelah lulus dari perguruan tinggi tersebut, Plas akhirnya kembali ke desa dan mulai mewujudkan mimpinya dengan membangun pembangkit listrik tenaga air PLTA sederhana. 3. Contoh Cerita Fiksi Sejarah Indonesia Merdeka Orientasi Namaku Ridho, saat itu usiaku masih 14 tahun. Tepatnya saat 17 Agustus 1945, bulan Ramadhan. Maka aku, ayah dan adikku keluar tempat tinggal tanpa sarapan lantaran kami tengah menjalankan ibadah puasa. Kami ketika itu yang keluar tempat tinggal sekitar jam pagi, tetapi tidak tidak bisa karena jalanan yang sangat sepi. Urutan Peristiwa Sebetulnya diriku sekarang sangat heran, namun aku membisu dan akan terus berjalan mengikuti langkah ayahku. Ternyata, ayahku sudah membawa aku dan adikku menuju suatu tempat di Jalan Pegangsaan Timur angka 70. Disana banyaknya orang berkumpul, tentu saja itu membuat aku semakin bertanya-tanya apa yang sebenarnya sedang terjadi. Disana juga ada sejumlah pemuda yang tengah berbaris rapi dan terlihat tamu undangan yg duduk rapi berdasarkan kumpulan kursi yg sudah disediakan. Sedangkan waktu keluar tempat berkumpul itu, ada pula warga berdasarkan dari berbagai kalangan. Hampir semua warga yang berkumpul di tempat itu membawa bambu runcing, sekop, parang, dan jenis alat lainnya yang bisa dijadikan sebagai senjata. Semua benda dibawa oleh mereka seakan-akan mereka ingin menunjukkan tekad mereka untuk berani meninggal demi bisa mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Waktu itu, kami berjalan mendekat ke daerah tempat itu, maka semakin kentara terdengar seruan warga yg sedang berteriak “Sekarang, Bung, Sekarang! Segera nyatakan dalam waktu ini, kini pula bung”. Tidak usang kemudian, akhirnya berdasarkan tempat itu keluar 2 orang menggunakan kemeja putih rapihnya. Salah satu orang yang keluar itu membawa secarik kertas dan beliau sangat tegas, dia yg membacakan isi berdasarkan kertas isinya pernyataan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Reorientasi Mendengar bacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia itu diriku sangat terharu. Di usiaku yang ke 14 tahun ikut dan sebagai saksi bahwa negara tercinta sudah merdeka. 4. Contoh Cerita Fiksi Ilmiah Lorong Waktu Saat aku mulai merasa tidak puas dengan diriku, maka akan cenderung mencoba dan menciptakan hal baru. Sesuatu yang memang sebelumnya belum pernah aku lakukan sama sekali. Sebenarnya tidak ada satu hal pun yang aku ketahui tentang seberapa kerasnya keinginanku untuk belajar dan bekerja saat menciptakan hal tersebut. Sebuah bentuk teknologi yang nantinya dapat mengubah dunia yang menakjubkan, kemudian aku beri nama “lorong waktu”. Seperti namanya, benda itu adalah lorong berbentuk panjang yang dapat dilewati. Tapi, jangan salah sangka dulu, bentuk lorong tersebut bukanlah lorong atau bentuk jembatan biasa. Melainkan sebuah bentuk lorong waktu yang dapat menjelajah dan menuju masa lalu, bahkan masa depan. Itulah sebabnya, aku bisa tahu apa yang akan terjadi nanti di masa depan. Sampai saat ini hanya aku saja yang bisa menggunakan dan melewatinya. Tak ada seorangpun yang tahu, apalagi bisa melewati dan berjalan di lorong waktu ini. 5. Contoh Cerita Fiksi Cerita Rakyat Sangkuriang Pada zaman dahulu, ada sebuah cerita tentang seorang putri dari Jawa Barat bernama Dayang Sumbi. Dia memiliki seorang putra bernama Sangkuriang. Suatu hari, Sangkuriang sedang berburu dengan kapal tundanya. Sangkurian juga tidak mengetahui bahwa sang anjing itu adalah titisan dari Parlemen dan ayahnya. Saat itu, Tumang tidak mau menuruti perintah pertandingan dengan São Courier. Kemudian Tumanga didorong ke dalam hutan. Kemudian, Sangkuriang kembali ke istana dan memberitahu ibunya. Kemudian Dayang Sumbi tiba-tiba marah dan memukul kepala Sangkuriang dengan sendok di tangannya. Sangkuriang tersinggung dan kecewa dengan perlakuan ibunya dan memutuskan untuk mengembara. Setelah kejadian itu, ibunya merasa kasihan padanya. Lalu sang ibu selalu berdoa dan bertapa. Suatu ketika akhirnya para dewa memberi mukzizat dengan memberinya kecantikan yang abadi. Setelah bertahun tahun mengembara, Sangkuriang kemudian berniat untuk kembali ke istana, yakni ke tanah airnya sendiri. Namun. rupanya keadaan kerajaan sudah berbeda dan telah berubah total sejak kepergian Sangkuriang dahulu. Sampai akhirnya ia bertemu gadis cantik dan sangat mempesona, yang ternyata adalah dayang sumbi ibunya sendiri. Atas kecantikannya, Sangkurian pun terpesona dan segera melamarnya. Suatu hari, Sangkuriang mengucapkan selamat tinggal pada perburuan dan memintanya untuk memangkas rambut calon suaminya. Namun, Dayang Sumbing terkejut karena menemukan bahwa bekas luka di kepalanya identik dengan bekas luka putranya, dan ketika dia mengamatinya, itu sangat mirip. Setelah itu, Dayang Sumbing mencari cara untuk mengakhiri pernikahannya. Jika Ia ingin mengubur kisah tragisnya dengan sang anak, maka harus mengarungi sungai Citarum dan membuat penyeberangan sungai besar harus diselesaikan sebelum fajar menyingsing. Sangkuriang mengerjakan hal tersebut tidak sendiri, namun di bantu oleh para makhluk ghaib. Rupanya Dayang Sumbing mengintip atas pekerjaan Sangkuriang yang hampir selesai. Kemudian Dia memperintahkan pasukannya untuk menggelar kain merah di sebelah timur kota agar terlihat terang. Melihat hal itu Sangkuriang mengira hari sudah pagi dan ia pun marah besar. Ia pun menendang sampan buatannya tersebut dengan kekuatannya hingga sampan raksasa tersebut tiba di sebuah gunung yang akhirnya gunung tersebut diberi nama tangkuban perahu. Itulah contoh cerita fiksi yang bisa kamu pelajari, semoga bermanfaat dan menginspirasi. bagaimana? tertarik membuat cerita fiksi? Ayo semangat menulis! Baca juga artikel lain berikut ini Rekomendasi Cerita Anak Islami Untuk Menjadi Teladan Yang Baik Kumpulan Contoh Cerita Non Fiksi Pengertian Cerita Fiksi Cerita Pendek Anak Yang Menghibur Dongeng Si Kancil ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien Jakarta - Komik adalah cerita yang disampaikan dengan menggunakan gambar. Adanya gambar tersebut memudahkan pembaca memperoleh visualisasi dari adegan yang ada dalam cerita. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI daring, komik adalah cerita bergambar dalam majalah, surat kabar, atau berbentuk buku yang umumnya mudah dicerna dan lucu. Lirik Lagu Stand Out Fit In - ONE OK ROCK Lirik Lagu Still Love You - Lee Hong Gi, Yoo Hwe Seung 5 Cara Mudah dan Praktis Mengolah Daging Kurban agar Empuk dan Tidak Alot Komik merupakan satu di antara jenis buku cerita bergambar yang diminati banyak orang dari berbagai kalangan, terutama anak muda. Saking populernya komik di tengah masyarakat, tidak heran banyak judul komik sudah diterbitkan. Komik yang ada dan biasanya beredar di kalangan masyarakat jenisnya juga ada beragam. Apa saja jenis-jenis komik yang ada tersebut? Berikut ini rangkuman tentang jenis-jenis komik beserta penjelasannya yang perlu diketahui, seperti dilansir dari laman Selasa 11/1/2022.Berita video lukisan bintang Timnas Thailand di Liga Jepang dengan gaya manga tema sepak bola ternama, Captain Komik Berdasarkan TampilannyaIlustrasi komik. sumber UnsplashBentuk komik jikalau ditinjau berdasarkan pada penampilan, terbagi atas beberapa macam, di antaranya Komik Strip Komik strip merupakan komik yang hanya terdapat sedikit gambar saja. Selain gambar, gagasan yang ada dalam komik tersebut juga sedikit. Meski hanya menggunakan sedikit gambar dan tulisan, hal tersebut sudah cukup menggambarkan suatu gagasan yang utuh. Komik strip ini biasanya banyak dijumpai di surat kabar dan majalah. Keterbatasan tempat untuk memuat komik dalam surat kabar atau majalah, menjadikan cerita dan gambar diringkas dan hanya menyajikan pokok-pokoknya saja. Komik Buku Komik buku merupakan jenis komik yang paling banyak ditemui. Komik buku merupakan komik yang menampilkan cerita secara utuh dalam satu buku. Selain itu, dalam komik tersebut biasanya juga terdapat seri-seri dari setiap judul yang menampilkan cerita secara berkelanjutan. Namun, ada juga jenis komik buku yang tidak berkelanjutan atau berseri. Jadi, tergantung penulis komik apakah akan membuat cerita habis hanya dalam satu buku atau Komik Berdasarkan TampilannyaIlustrasi komik. - Image by tunechick83 from PixabayKomik Humor/Petualangan Komik humor merupakan jenis komik yang menampilkan cerita lucu agar pembaca tertawa. Unsur kelucuan dalam komik humor terdapat dalam teks yang disisipkan atau juga dapat berasal dari gambar-gambar yang dibuat secara lucu. Selain komik humor, terdapat pula genre petualangan dalam komik. Komik ini bercerita mengenai perjalanan tokoh untuk mencari atau memperjuangkan sesuatu. Komik Biografi dan Ilmiah Komik biografi biasanya menampilkan kisah hidup seorang tokoh berpengaruh yang ditampilkan dalam bentuk gambar yang berurutan. Komik tersebut tentu berbeda dengan jenis buku biografi yang hanya menampilkan tulisan dari kisah-kisah tokoh inspiratif. Sementara dalam komik biografi terdapat gambar-gambar pendukung. Komik ilmiah merupakan komik yang berisi perpaduan antara narasi dan gambar. Dalam komik ilmiah lebih ditekankan cerita yang berisi proses penemuan terhadap produk Komik Berdasarkan Genre CeritaIlustrasi komik. - Image by lisistent from PixabayJenis komik berdasarkan genre cerita terbagai atas beberapa bentuk, yakni Komik Edukasi Dalam komik jenis ini lebih ditekankan pada tujuan edukasi atau pendidikan, tetapi tidak mengesampingkan fungsi hiburannya. Hal itu karena komik banyak digemari oleh anak-anak dan remaja. Hal tersebut membuat penulis tidak hanya menampilkan nilai komersialnya saja, tetapi juga turut memperhatikan nilai edukasinya. Komik Promosi Komik promosi dibuat untuk keperluan promosi atau memperkenalkan suatu produk. Komik promosi ini diharapkan dapat mengenalkan suatu produk dengan membangkitkan imajinasi pembaca melalui narasi yang dibuat menjadi gambar-gambar yang menarik. Komik Wayang Komik wayang merupakan komik yang mengangkat cerita pewayangan, seperti kisah Mahabarata atau Ramayana. Selain digunakan sebagai hiburan bagi pembacanya, komik wayang ini juga dapat turut andil dalam melestarikan unsur budaya asli Nusantara. Komik Silat Komik silat merupakan komik yang cukup populer karena menggambarkan adegan laga dari tokoh cerita. Komik ini bercerita mengenai pertarungan Komik Berdasarkan FungsinyaJenis-jenis komik berdasarkan fungsi terbagi dalam beberapa bentuk, antara lain Komik Kartun/Karikatur Komik kartun merupakan satu di antara jenis komik yang menggabungkan teks dengan gambar-gambar lucu yang bersifat menyindir. Tujuan komik karikatur adalah sebagai media untuk mengkritik dengan diselingi humor. Komik Potongan Komik potongan ini berisi penggalan-penggalan gambar yang digabungkan menjadi satu bagian yang menyusun sebuah cerita. Komik jenis ini biasanya ditampilkan dalam seri harian bahkan mingguan secara bertahap. Dengan begitu, pembaca akan menanti setiap episodenya. Komik Online Komik Web Selain media cetak, dalam era sekarang juga populer komik dalam media elektronik atau media online. Kelebihan komik jenis ini adalah jangkauan pembacanya yang lebih luas daripada komik jenis cetak. Selain itu biasanya gambarnya juga lebih menarik dengan ciri gambar penuh dengan warna. Sumber Dosensosiologi jenis komik yg sering kita baca berisikan cerita lucu,cerita remaja,super hero disebut dengan.... komik Man'ga atau juga dikenal dengan komik Jepang adalah salah satu produk J-Pop yang hingga sekarang masih menjadi fenomena yang layak diperbincangkan. Melalui bentuknya yang "ringan", man'ga bisa memuat berbagai macam segi kehidupan di dalamnya. Bahkan, hingga kini manga dijadikan sebagai salah satu rujukan trend dunia. Di sisi lain, man'ga dapat dijadikan sebagai media literasi yang bisa menjangkau hampir semua khalayak pembaca. Melalui bentuk visualnya yang dominan, man'ga dapat dengan mudah diterima oleh pembaca anak. Dengan pertimbangan pembaca anak lebih menyukai bacaan visual, modifikasi dan transformasi cerita klasik dan tradisional menjadi bentuk komik dapat diupayakan sebagai media literasi yang masih kurang. Di samping itu, usaha transformasi tersebut juga dapat turut mengembangkan industri kreatif. Kata kunci komik, literasi, manga, transformasi I. PENDAHULUAN Membaca adalah sebuah kemampuan yang dibangun melalui kebiasaan. Pepatah lama menyebutkan "buku adalah jendela dunia". Aktivitas membaca adalah kemampuan berbahasa yang tidak hanya bertujuan mengatahui isi bahan bacaan. Membaca juga sebuah proses pemahaman yang kemudian bisa menumbuhkan ide dan gagasan baru. Hal ini karena membaca adalah sebuah kegiatan yang dapat mengembangkan cara berpikir berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Pada umumnya, kebiasaan membaca akan membawa seseorang pada kebiasan menulis. Gagasan yang tumbuh dan berkembang oleh karena aktivitas membaca dapat dituangkan kembali melalui kegiatan menulis. Sayuti dalam Pujiono, 2012 menyatakan aktivitas menulis apapun, jodohnya adalah membaca. Keduanya saling berkaitan erat karena menulis itu membutuhkan wawasan dan Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Prosiding Seminar Nasional “Jepang dan Indonesia dalam Perspektif Humaniora”, 07 November 2018 MAN’GA, KOMIK, DAN LITERASI Tienn Immerry Universitas Bung Hatta Herry Nur Hidayat Universitas Andalas Abstrak Man’ga atau juga dikenal dengan komik Jepang adalah salah satu produk J-Pop yang hingga sekarang masih menjadi fenomena yang layak diperbincangkan. Melalui bentuknya yang “ringan”, man’ga bisa memuat berbagai macam segi kehidupan di dalamnya. Bahkan, hingga kini manga dijadikan sebagai salah satu rujukan trend dunia. Di sisi lain, man’ga dapat dijadikan sebagai media literasi yang bisa menjangkau hampir semua khalayak pembaca. Melalui bentuk visualnya yang dominan, man’ga dapat dengan mudah diterima oleh pembaca anak. Dengan pertimbangan pembaca anak lebih menyukai bacaan visual, modifikasi dan transformasi cerita klasik dan tradisional menjadi bentuk komik dapat diupayakan sebagai media literasi yang masih kurang. Di samping itu, usaha transformasi tersebut juga dapat turut mengembangkan industri kreatif. Kata kunci komik, literasi, manga, transformasi I. PENDAHULUAN Membaca adalah sebuah kemampuan yang dibangun melalui kebiasaan. Pepatah lama menyebutkan “buku adalah jendela dunia”. Aktivitas membaca adalah kemampuan berbahasa yang tidak hanya bertujuan mengatahui isi bahan bacaan. Membaca juga sebuah proses pemahaman yang kemudian bisa menumbuhkan ide dan gagasan baru. Hal ini karena membaca adalah sebuah kegiatan yang dapat mengembangkan cara berpikir berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Pada umumnya, kebiasaan membaca akan membawa seseorang pada kebiasan menulis. Gagasan yang tumbuh dan berkembang oleh karena aktivitas membaca dapat dituangkan kembali melalui kegiatan menulis. Sayuti dalam Pujiono, 2012 menyatakan aktivitas menulis apapun, jodohnya adalah membaca. Keduanya saling berkaitan erat karena menulis itu membutuhkan wawasan dan Prosiding Seminar Nasional “Jepang dan Indonesia dalam Perspektif Humaniora”, 07 November 2018 pengetahuan yang memadai. Oleh karena itu, menulis merupakan kerja intelektual yang harus dikembangkan. Atas dasar itulah pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pandidikan dan Kebudayaan mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah GLS. Gerakan ini melibatkan semua unsur dan pemangku kepentingan dalam bidang pendidikan. Secara umum, gerakan ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat Wiedarti et al. 2016. Sementara itu, pengertian Literasi Sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/ atau berbicara Faizah et al., 2016. Melalui GLS, sekolah diharapkan menjadi tempat yang menyenangkan dan ramah anak di mana semua warganya menunjukkan empati, kepedulian, semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan, cakap berkomunikasi dan dapat berkontribusi kepada lingkungan sosialnya Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017. Hal tersebut menuntut tersedianya sarana dan media pendukung gerakan ini dalam bentuk yang sesuai dengan tahapan perkembangan siswa berdasarkan karakteristiknya. Di sisi lain, ketersediaan bahan bacaan untuk siswa sekolah terutama tingkat dasar dan menengah masih sangat kurang. Hal ini tentu bertolak belakang dengan prinsip GLS ini yaitu literasi yang sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik berdasarkan karakteristiknya dan dilaksanakan secara berimbang menggunakan berbagai ragam teks dan memperhatikan kebutuhan peserta didik. Bahan bacaan literasi berbasis pengetahuan tradisi masih sangat kurang. Di samping itu, penciptaan karya sastra bahan bacaan literasi masih saja “menjauhkan diri” dari pembaca utama, yaitu anak-anak. Bahan bacaan literasi yang ada saat ini masih berbentuk tekstual yang tentunya kurang diminati pembaca anak. Hal ini tentu menghambat tahap pembiasaan dalam GLS yang menuntut tersedianya buku-buku nonpelajaran novel, kumpulan cerpen, buku ilmiah populer, majalah, komik, dsb., sudut baca kelas untuk tempat koleksi Prosiding Seminar Nasional “Jepang dan Indonesia dalam Perspektif Humaniora”, 07 November 2018 bahan bacaan, dan poster-poster tentang motivasi pentingnya membaca Retnaningdyah et al., 2016. Hal tersebut di atas sangat berpengaruh pada keberhasilan GLS ini. Bahan bacaan adalah sarana pengembangan penalaran. Oleh karenanya, diperlukan bentuk bahan bacaan yang sesuai dengan khalayak pembacanya. Ketersediaan dan kemudahan memperoleh bahan bacaan tentunya akan memengaruhi minat baca seseorang. Lebih lanjut, kegiatan membaca tidak dilanjutkan dengan kegiatan pembelajaran kreativitas pengarangan dan penulisan. Kegiatan literasi tidak hanya mencakup kegiatan yang berhubungan dengan teks bacaan. Dengan kata lain, media audio visual juga bisa digunakan sebagai bahan pengayaan dalam kegiatan tersebut. Kreativitas juga menjadi hal yang penting dalam gerakan literasi ini. Mengolah kembali dan mengembangkan hasil bacaan menjadi karya baru bisa menjadi salah satu ukuran keberhasilan gerakan ini. Di sisi lain, pengertian literasi secara umum saat ini telah sedikit bergeser. Literasi saat ini lebih dipahami sebagai sebuah konsep yang ditentukan oleh konteks budaya. Oleh karenanya, pembaca siswa memerlukan cara baru untuk dapat memahami, menganalisis, dan pada akhirnya mampu membentuk variasi teks bacaan Seglem dan Witte, 2009. Mengolah kembali untuk menghadirkan bentuk baru sebuah karya sastra, terutama sastra tradisional, bisa menjadi salah satu alternatif “mendekatkan” karya sastra tradisional kepada generasi muda sesuai dunianya. Cerita klasik dan tradisional bisa diolah kembali menjadi bentuk baru yang lebih menarik bagi pembaca anak-anak. II. PEMBAHASAN Komik Sebagai Media Literasi Komik adalah salah satu bentuk karya seni tertua di dunia. Mc Cloud 1993menyebutkan, manuskrip komik tertua yang ditemukan diperkirakan dibuat pada tahun 1049 SM. Komik tersebut ditemukan di Kolombia oleh Cortez pada tahun 1519 dan isinya bercerita tentang kehebatan seorang tokoh politik masa itu. McCloud menyimpulkan komik adalah gambar yang terpisah tetapi berkelanjutan Prosiding Seminar Nasional “Jepang dan Indonesia dalam Perspektif Humaniora”, 07 November 2018 yang memiliki tujuan sekadar memberi informasi atau untuk menimbulkan respon estetik terhadap penikmatnya. Menurut Stewing dalam Santoso, 2008, buku bergambar adalah sebuah buku yang menjajarkan cerita dengan gambar. Kedua elemen ini bekerjasama untuk menghasilkan cerita dengan ilustrasi gambar. Biasanya, buku-buku bergambar dimaksudkan untuk mendorong ke arah apresiasi dan kecintaan terhadap buku. Selain ceritanya secara verbal harus menarik, buku harus mengandung gambar sehingga memengaruhi minat siswa untuk membaca cerita. Bonnef dalam Soedarso, 2015 menyebutkan bahwa komik merupakan sebuah susunan gambar dan kata yang bertujuan untuk memberikan informasi yang ingin disampaikan kepada pembaca. Sebuah komik selalu memanfaatkan ruang gambar dengan tata letak. Hal tersebut agar gambar membentuk cerita, yang dituangkan dalam bentuk dan tanda. Komik juga termasuk dalam karya sastra, yaitu sastra bergambar. Jika memperhatikan pengertian-pengertian di atas, komik di Indonesia muncul berabad yang lalu. Candi Borobudur dengan relief yang “bercerita” tentu dapat dikatakan sebagai komik. Demikian pula candi Prambanan dengan relief yang berisi penggalan cerita Ramayana. Rahmanadji 2012 berpendapat bahwa sejarah komik Indonesia dapat ditelusuri sampai ke masa prasejarah. Bukti pertama terdapat pada monumen-monumen keagamaan yang terbuat dari batu candi. Kemudian, lebih dekat dengan masa kini, ada wayang beber dan wayang kulit yang menampilkan tipe penceritaan dengan sarana gambar yang dapat dianggap sebagai cikal bakal komik di Indonesia. Dapat dikatakan bahwa perjalanan perkembangan komik di Indonesia memiliki sejarah yang panjang. Menurut Gierlang 2015, pada zaman kolonial Belanda pada tahun 1930 telah muncul komik karya Kho Wang Gie. Tokoh rekaannya, Put On, mampu menarik perhatian publik dengan karakternya yang unik. Dekade 1970-1980-an, bisa disebut sebagai era keemasan komik Indonesia. Hal ini ditandai dengan banyak munculnya komik yang hingga saat ini masih dikenal. Si Buta dari Gua Hantu, Jaka Tuak, Panji Tengkorak, Gundala Putra Prosiding Seminar Nasional “Jepang dan Indonesia dalam Perspektif Humaniora”, 07 November 2018 Petir, Mahabarata, dan Ramayana, adalah beberapa komik yang sangat dinanti kemunculannya pada saat itu. Namun pada dekade berikutnya, dunia komik Indonesia mengalami masa suram. Komik lokal tersingkir oleh komik luar negeri yang lebih menguasai pasar komik di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dengan banyak ditemukannya komik komik Jepang yang lebih dikenal dengan mang’a. Bisa dikatakan bahwa era 1990-2000, komik di Indonesia didominasi oleh komik Jepang tersebut. Di Indonesia, man’ga mulai banyak dikenal setelah tayangan anime marak di televisi. Perkenalan dengan anime tersebut, akhirnya membawa ketertarikan pada man’ga. Di samping itu, kemajuan teknologi informasi turut mengembangkan pengaruh man’gadi Indonesia. Tumbuh dan berkembangnya J- Pop menjadi salah satu unsur penting dalam perkembangan man’ga di Indonesia. Hingga saat ini, tidak sulit menemukan man’ga di toko buku. Meskipun demikian, keberadaan komik lokal tidak benar-benar mati. Pada kurun waktu itu, komik di Indonesia didominasi oleh komik strip yang diterbitkan di surat kabar. Mengangkat peristiwa-peristiwa dan kritik sosial, komik strip ini tetap mendapat perhatian pembaca. Siapa yang tidak kenal Panji Koming, Doyok, maupun Ali Oncom? Di sisi lain, hal ini patut disayangkan karena berakibat pada pemahaman generasi muda terhadap pengetahuan nilai-nilai lokal. Pembaca muda lebih mengenal tokoh-tokoh rekaan yang berasal dari Jepang dibandingkan tokoh-tokoh nasional baik tokoh pahlawan maupun tokoh fiksi. Hal inilah yang perlu mendapat perhatian dalam proses pembelajaran, khususnya tentang pengetahuan nilai-nilai tradisional. Tidak bisa dimungkiri, kehidupan manusia didominasi oleh gambar visual. Manusia akan lebih mudah memahami sesuatu melalui gambar jika dibanding pendengaran. Dalam hal ini, media pembelajaran bagi siswa sekolah menggunakan buku bergambar diharapkan dapat meningkatkan daya pemahaman siswa terhadap materi. Piaget dalam Santoso, 2008 menyatakan bahwa anak yang masih berada pada tahap operasional kongkrit 7-10 tahun memiliki cara berpikir yang masih didasarkan pada bantuan benda-benda atau peristiwa- Prosiding Seminar Nasional “Jepang dan Indonesia dalam Perspektif Humaniora”, 07 November 2018 peristiwa yang langsung dilihat dan dialaminya. Sehubungan dengan hal itu, buku bergambar akan dapat membantu siswa untuk mengkongkretkan pembelajaran apresiasi cerita. Di samping itu, sebagai salah satu bentuk karya sastra komik mengangkat muatan cerita yang dapat disesuaikan dengan khalayak pembacanya. Dalam hal ini, komik dapat dibuat dengan materi cerita yang sesuai dengan alam dan harapan anak-anak siswa. Cerita kepahlawanan dan petualangan adalah contoh muatan yang menarik perhatian pembaca anak. Sebagai media pembelajaran, komik bisa juga dibuat dengan memuat nilai-nilai pendidikan yang sesuai dengan perkembangan anak. Dengan kata lain, komik juga memiliki fungsi edukatif. Seto Mulyadi dalam Soedarso, 2015 mengatakan bahwa bacaan komik dapat membantu memvisualisasikan imajinasi anak yang belum bisa membaca. Visualisasi anak diperlukan karena imajinasi mereka masih sangat terbatas. Seto Mulyadi juga menambahkan orang tua sebaiknya mengenalkan buku teks, termasuk buku cerita ketika anak-anak sudah pada usia lancar membaca. Uraian di atas menunjukkan perlunya mendekatkan bahan bacaan pada bentuk yang diminati khalayak pembaca. Oleh karena pertimbangan sebagai media literasi berbasis pengetahuan tradisional, materi atau muatan yang hendak disampaikan harus juga disesuaikan dengan pelaku pembelajaran. Muatan pendidikan dan pengajaran yang terkandung dalam karya sastra tradisional perlu ditransformasikan menjadi bentuk yang lebih menarik bagi anak. Karya komik menjadi salah satu pilihan yang sangat memungkinkan untuk pertimbangan tersebut. Belajar dari apa yang telah dilakukan oleh bangsa Jepang terhadap mang’a, cerita-cerita rakyat bisa dialihmediakan menjadi bentuk komik. Media literasi berbentuk cerita bergambar diharapkan akan lebih diminati dan lebih mudah dipahami isi dan muatan yang terkandung di dalamnya. Alih media cerita rakyat menjadi komik juga bisa disebut sebagai revitalisasi karya tradisional yang kini mulai “jauh” dari pemiliknya. Tentunya, misi mengenalkan kembali ragam cerita rakyat yang dimiliki menjadi sangat penting untuk melestarikan dan mengembangkannya. Prosiding Seminar Nasional “Jepang dan Indonesia dalam Perspektif Humaniora”, 07 November 2018 Di samping itu, gerakan literasi bukan hanya gerakan membaca. Gerakan literasi juga menuntut kemampuan daya kreativitas pembaca terhadap bahan bacaan dapat memanfaatkan hasil alih media ini untuk menghasilkan karya-karya baru. Tentunya, karya baru tersebut tetap mengangkat muatan pengetahuan tradisional oleh karena sumber bacaan yang dikandungnya. Seorang pembaca, secara individual akan menyusun makna bahan bacaan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Hal inilah yang diharapkan kemudian menumbuhkan daya kritis pembaca terhadap bahan bacaan oleh karena “pertarungan” makna yang diperoleh dengan yang disusun oleh pengarang. Dalam konteks pembacaan karya sastra, pembaca adalah agen aktif dan kreatif terhadap pengembangan karya sastra secara umum Gillenwater, 2009. Uraian ini menunjukkan bahwa semakin mudah pembaca memahami sebuah bahan bacaan, akan semakin mudah pula memancing daya kreatifnya. Mengenal dan mengetahui ragam cerita rakyat akan menjadi modal utama bagi anak untuk mengembangkan daya aktif dan kreatifnya. Melalui pendekatan literasi visual bahan bacaan komik, pembaca dituntut untuk mengeksplorasi pertentangan keinginan imajinasi dan tampilan yang muncul dalam gambar. Di samping itu, pembaca akan lebih memahami hubungan dan interaksi antara budaya populer dengan karya tradisi yang dibacanya Bitz, 2004. Melalui komik sebagai bahan bacaan, pembaca akan memperlihatkan perbedaan minat membaca anak-anak terutama jika dibandingkan dengan teks yang hanya berisi tulisan. Sering dijumpai anak membaca tanpa memahami muatan yang dibacanya. McVicker 2007 menyatakan bahwa melalui komik yang cenderung lucu, bersifat visual, dan teks tulisan yang terbatas dapat menumbuhkan minat baca anak menuju teks bacaan yang lebih kompleks. Lebih lanjut, bahan bacaan berbentuk komik dapat mendorong pembaca menjadi lebih kreatif. Hal ini didukung Hidayat, Wasana, dan Meigalia 2015 yang menyatakan bahwa komik juga bisa dianggap sebagai salah satu bentuk bahan ajar yang paling mudah diterima oleh anak didik. Anak didik akan lebih mudah menerima dan memahami materi dan muatan-muatan yang terdapat dalam komik. Tidak sedikit komik yang mengandung muatan positif yang pada akhirnya tertanam pada anak Prosiding Seminar Nasional “Jepang dan Indonesia dalam Perspektif Humaniora”, 07 November 2018 didik. Tidak mengherankan apabila anak didik akan lebih memilih membaca komik daripada buku teks. Bahkan, beberapa buku teks pengantar bidang ilmu telah ditransformasi menjadi bentuk komik. Di samping itu, Schwarz 2002 juga menyatakan bahwa membaca cerita bergambar menuntut kemampuan kognitif yang lebih kompleks dibanding membaca bahan bacaan teks tulis biasa. Pengenalan dan pengembangan narasi kebangsaan adalah salah satu tujuan gerakan literasi. Secara umum, narasi kebangsaan berkaitan erat dengan identitas dan ciri khas sebuah bangsa yang juga berhubungan langsung dengan karakter, perilaku, sikap, dan mental. Tidak sedikit dari unsur-unsur tersebut yang dikandung dalam karya sastra tradisional, terutama cerita rakyat. Hal inilah yang lebih banyak dikenal sebagai muatan lokal. Pada awal perkembangannya, komik Indonesia diketahui telah mengangkat muatan-muatan tradisional di dalamnya. Lahirnja Gatotkatja, Raden Palasara, Pendekar Sorik Marapi, serta serial Mahabarata dan Ramayana adalah sedikit contoh dari komik Indonesia yang mengangkat budaya tradisional. Pembaca komik generasi tahun 1970-1980 pasti dengan mudah menyebut dan menjelaskan muatan budaya tradisional yang terkandung dalam komik masa itu. Hal tersebut sangat berbeda jika dibandingkan dengan pembaca komik masa kini. Pembaca komik masa kini lebih mengenal budaya asing daripada budaya lokal. Tokoh, mitos, legenda, bahkan nama makanan tradisional asal Jepang dalam komik Naruto, Doraemon, atau One Piece sekarang ini lebih dikenal oleh anak-anak. Namun demikian, usaha untuk mengangkat muatan tradisi lokal dalam komik tidak benar-benar hilang. Ariesta 2013 menyatakan bahwa memasuki abad XXI, para seniman muda komik Indonesia yang pedulim ulai memasukkan nilai-nilai budaya lokal dalam komik mereka, dengan mengadaptasi gaya man’ga yang diminati oleh para remaja. Salah satu komikus yang mengusung nilai-nilai budaya lokal adalah Is Yuniarto lewat komiknya yang berjudul Garudayana dengan latar kisah Ramayana. Eksplorasi nilai budaya yang disuguhkan oleh Is Yuniarto lebih luas dari komik-komik wayang terdahulu. Is Yuniarto lebih berani mencampur dan menampilkan produk budaya Nusantara di dalam komiknya, Prosiding Seminar Nasional “Jepang dan Indonesia dalam Perspektif Humaniora”, 07 November 2018 seperti rumah adat tiap daerah di Indonesia, kendaraan, hingga tokoh-tokoh yang ada dalam cerita rakyat. Namun demikian, komik lokal tetap hidup dan berkembang mengikuti perkembangan teknologi informasi. Sejak tahun 2000-an, banyak muncul komunitas yang mencoba menyemarakkan kembali komik Indonesia. Sejak tahun 2010, komik Indonesia banyak muncul di internet. Melalui blog dan sosial media, komikus Indonesia menunjukkan eksistensinya. Meskipun menunjukkan gaya man’ga, hal ini menunjukkan geliat kehidupan komik Indonesia Tamimy 2017. Pengaruh gaya man’ga tersebut secara tidak langsung menunjukkan bahwa komik adalah hasil karya budaya yang memiliki kekuatan untuk membentuk budaya sebuah kelompok lain. Seno Gumira Ajidarma dalam Ariesta, 2013 menyebut komik sebagai salah satu situs perjuangan ideologi. Maksudnya adalah di dalam komik tersebut bisa menjadi media dalam menyerang pembaca dengan ideologi-ideologi tertentu, sehingga hal itu berulang terus-menerus, hingga ideologi tersebut akan tertanam pada diri pembaca yang akan mempengaruhi pola pikir dan perilaku. Oleh karenanya, muatan budaya yang diangkat dalam komik diharapkan dapat menanamkan pengetahuan dan pemahaman pembaca terutama anak akan pengetahuan tradisi lokal. Pengetahuan yang diperoleh secara terus menerus dan berkelanjutan tersebut akhirnya diharapkan dapat turut membentuk karakter dan perilaku sebagai ciri khas bangsa. Beberapa contoh komik yang dihasilkan oleh komikus Indonesia yang mengangkat muatan lokal misalnya Garudayana yang telah diuraikan di atas, Bima Satria Garuda yang diangkat dari serial televisi, serta Nusantaranger yang menampilkan mitos yang ada di wilayah nusantara Akhmad, 2015. Di samping itu, sebuah komunitas komikus Bumi Langit mereproduksi komik-komik lama dan diterbitkan secara daring melalui media sosial facebook. Komik-komik tersebut adalah Si Buta dari Gua Hantu, Aquanus, [R]Evolusi, Sri Asih, Nusantara, masih banyak lagi. Komik-komik tersebut mencoba mengenalkan kembali pengetahuan tradisi lokal yang dikemas ulang menjadi lebih berterima sesuai perkembangan teknologi informasi. Prosiding Seminar Nasional “Jepang dan Indonesia dalam Perspektif Humaniora”, 07 November 2018 Kajian akademik yang membicarakan bentuk transformasi karya sastra tradisional menjadi komik juga telah banyak dilakukan. Ariesta 2013 melakukan kajian terhadap potensi budaya lokal sebagai bahan berkarya komik. Menurutnya, dengan mengangkat budaya lokal komik dapat digunakan sebagai sarana mengenalkan budaya Indonesia yang sangat beragam. Hal serupa dilakukan oleh Dhien 2006 yang melakukan perancangan cerita komik Hyang. Tujuan utama kajiannya adalah mengenalkan kembali kesenian wayang bagi generasi muda. Revitalisasi karya sastra klasik dengan melakukan transformasi media menjadi komik juga dilakukan terhadap manuskrip. Hasil suntingan manuskrip tersebut dialihmediakan menjadi komik berjudul Hikayat Raja Kerang Sundusiah, Yulianeta, dan Halimah, 2009; Yulianeta, Halimah, dan Sundusiah, 2009; Yulianeta, Sundusiah, dan Halimah, 2014. Pada tahap selanjutnya, Hikayat Raja Kerang ditransformasi menjadi film animasi Yulianeta, Sundusiah, dan Halimah, 2017. Transformasi karya sastra tradisional juga dilakukan terhadap kaba. Dalam hal ini, cerita kaba Sabai Nan Aluih dialihmediakan menjadi komik. Di samping maksud mendekatkan karya sastra tradisi pada pembaca anak, alih media ini juga wujud usaha pengembangan media pembelajaran Hidayat, Wasana, dan Kadrianto, 2012; Wasana, Hidayat, dan Meigalia, 2013. Usaha alih media ini menghasilkan buku komik Sabai Nan Aluih Parmato, Orianty, dan Novita, 2015. Di samping kaba, cerita rakyat Minangkabau juga dialihmediakan menjadi bahan bacaan literasi Wasana dan Hidayat, 2018. Sebagai bahan bacaan, hasil usaha alih media tersebut diharapkan dapat menumbuhkan daya kreatif pembacanya. Hasil pembacaan tersebut akan menumbuhkan daya kritis pembaca untuk kemudian menghasilkan karya baru berdasarkan pengetahuan yang telah dimilikinya. III. PENUTUP Selain bertujuan mendekatkan dan mengenalkan kembali revitalisasi karya tradisi, alih media menjadi komik juga bisa dimanfaatkan sebagai media Prosiding Seminar Nasional “Jepang dan Indonesia dalam Perspektif Humaniora”, 07 November 2018 pembelajaran dan bahan bacaan GLS. Pengetahuan akan tradisi lokal, secara tidak langsung akan membangun narasi kebangsaan yang kuat. Usaha alih media tersebut diharapkan dapat menarik minat generasi muda terhadap muatan lokal sebagai bagian dari dirinya. Sebagai sebuah bangsa yang memiliki keragaman budaya tradisi, pengenalan terhadap budaya lokal adalah salah satu ciri keberhasilan pengembangan narasi kebangsan. DAFTAR PUSTAKA Akhmad, Reza. 2015. “11 Komik Indonesia yang Seharusnya Sudah Pernah Kamu Baca.” Oktober 30, 2018. Ariesta, Alvyanda. 2013. “Kebudayaan Lokal sebagai Potensi dalam Berkarya Komik.” Bercadik Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni 11. Bitz, Michael. 2004. “The Comic Book Project Forging alternative pathways to literacy.” Journal of Adolescent & Adult Literacy 477 574. Dhien, Kurnia. 2006. Perancangan Komik Hyang dalam Menumbuhkan Apresiasi Generasi Muda kepada Kesenian Wayang. Surakarta. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. “Buku Saku Gerakan Literasi Sekolah.” Faizah, Dewi Utama et al. 2016. Panduan Gerakan Literasi Sekolah SD. Jakarta Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Gierlang. 2015. “Menelusuri Perkembangan Komik Indonesia Masa ke Masa.” Indonesia Kreatif. Oktober 4, 2018. Gillenwater, Cary. 2009. “Lost literacy How graphic novels can recover visual literacy in the literacy classroom.” Afterimage 372 33–36. Hidayat, Herry Nur, Wasana, dan Kadrianto. 2012. ALIH MEDIA KABA Alternatif Revitalisasi Sastra Minangkabau. Padang. Hidayat, Herry Nur, Wasana, dan Eka Meigalia. 2015. “Komik Kaba Bahan Pengayaan Pembelajaran Muatan Lokal Minangkabau.” In Seminar dan Rapat Tahunan BKS PTN Wialayah Barat Bidang Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya, Jakarta Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta, 165. Prosiding Seminar Nasional “Jepang dan Indonesia dalam Perspektif Humaniora”, 07 November 2018 McCloud, Scott. 1993. Understanding Comics The Invisible Art. New York HarperPerennial. McVicker, Claudia J. 2007. “Comic Strips as a Text Structure for Learning to Read.” The Reading Teacher 611 85–88. Parmato, Yastri Julian, Like Suci Orianty, dan Dwi Novita. 2015. Sabai Nan Aluih Komik Kaba Minangkabau. ed. Herry Nur Hidayat, Wasana, Eka Meigalia, dan Pramono. Padang SURI - FIB Unand. Pujiono, Setiawan. 2012. “Berpikir Kritis dalam Literasi Membaca dan Menulis untuk Memperkuat Jati Diri Bangsa.” Pengembangan Kebahasaan dan Kesusastraan melalui Nilai-Nilai Kearifan Lokal untuk Penguatan Jati Diri Bangsa 778–83. Rahmanadji, Didiek. 2012. AWAL EKSISTENSI KOMIK INDONESIA SEBAGAI PRODUK BUDAYA NASIONAL. 1. Oktober 4, 2018. Retnaningdyah, Pratiwi et al. 2016. Panduan Gerakan Literasi Sekolah SMP. Jakarta Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Santoso, Hari. 2008. Membangun Minat Baca Anak Usia Dini Melalui Penyediaan Buku Bergambar. Malang. minat baca anak usia dini melalui penyediaan buku Schwarz, Gretchen E. 2002. “Graphic novels for multiple literacies.” Journal of Adolescent & Adult Literacy 463 262. Seglem, Robyn, dan Shelbie Witte. 2009. “You Gotta See It to Believe It Teaching Visual Literacy in the English Classroom.” Journal of Adolescent & Adult Literacy 533 216–26. Soedarso, Nick. 2015. “Komik Karya Sastra Bergambar.” Humaniora 64 496–506. Sundusiah, Suci, Yulianeta, dan Halimah. 2009. “TRANSFORMASI SASTRA KLASIK MENJADI KOMIK SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN SASTRA ANAK.” In Konferensi Kesusastraan Internasional XX Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia, Bandung. Tamimy, Muhamad Fadhol. 2017. “Sejarah Perkembangan Manga di Indonesia Dari Waktu ke Waktu.” Kakkoii News. Oktober 4, 2018. Prosiding Seminar Nasional “Jepang dan Indonesia dalam Perspektif Humaniora”, 07 November 2018 Wasana, dan Herry Nur Hidayat. 2018. Transformasi Folklore Minangkabau Menjadi Bahan Bacaan Literasi dan Pengembangan Karakter Kebangsaan. Padang. Wasana, Herry Nur Hidayat, dan Eka Meigalia. 2013. KOMIK KABA ALTERNATIF REVITALISASI SASTRA MINANGKABAU. Padang. Wiedarti, Pangesti et al. 2016. Desain induk gerakan literasi sekolah. Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Yulianeta, Halimah, dan Suci Sundusiah. 2009. Transformasi Hikayat Raja Kerang ke Dalam Komik Sastra Sebagai Bahan Ajar Pembelajaran Sastra Anak di Sekolah Dasar. Bandung. Yulianeta, Suci Sundusiah, dan Halimah. 2014. “Transformasi Hikayat Raja Kerang ke dalam Komik Sastra sebagai Bahan Ajar Anak di Sekolah Dasar.” In Naskah dan Relevansinya dalam Kehidupan Masa Kini, Padang PSIKM. ———. 2017. “Revitalisasi Naskah Klasik Hikayat Raja Kerang ke dalam Film Animasi sebagai Media Pembelajaran Sastra di Era Digital.” 8April 26–33. Minangkabau is one of the tribes in Indonesia that tends to use figurative language. However, as technology advances, its use has begun to diminish. one of the reasons is the young generation's lack of understanding of the meaning of the figurative language. This paper describes the effort to enhance the knowledge and understanding of Minangkabau idioms. The use of Minangkabau idioms is now suspected to be diminishing due to the limited knowledge of the younger generation of the idiom meaning. One attempt to reintroduce the meaning of the Minangkabau idiom is through transformation into an image form. This research collects idioms that are directly related to daily life. Selected idioms that carry moral contents and daily life guidance are transformed into visual forms, comic strips, and illustrations. It is expected, the transformation will increase knowledge and facilitate the understanding of the younger generation, especially towards the Minangkabau idioms. In other words, this research is one of the efforts to revitalize and socialize Minangkabau traditional culture. Herry Nur HidayatWasanaEka MeigaliaAbstrak Kaba adalah salah satu karya sastra khas Minangkabau. Seperti halnya karya sastra tradisional lainnya, kaba memiliki muatan lokal yang sarat dengan pembelajaran. Di sisi lain, minat terhadap karya sastra tradisional ini mulai memudar seiring berjalannya waktu. Artikel ini memaparkan salah satu bentuk revitalisasi kaba sebagai produk lokal Minangkabau. Melalui transformasi bentuk dari prosa menjadi komik, diharapkan minat terhadap kaba akan bertambah. Di samping itu, transformasi bentuk ini juga dapat dipergunakan sebagai pengayaan bahan ajar muatan lokal. Melalui tahap interpretasi, kaba Sabai Nan Aluih diolah dan ditransformasikan menjadi bentuk komik. Dalam hal ini, interpretasi dilakukan terhadap visualisasi tokoh dan alur cerita. Lebih lanjut, alur cerita diolah kembali sehingga jalan cerita menjadi lebih menarik. Kata kunci kaba, Sabai Nan Aluih, komik, transformasi. Abstract Kaba is one of Minangkabau literature. Like others traditional literary works, kaba has lots of local contents that is full of learning materials. But through times, the interest of this kind is fading. This article describes an alternative form to revitalized kaba. The transformation from prose to comics form, the interest of kaba may increase. Also, this transformation product could be used as learning materials enrichment of local cotents. Through interpretation, kaba Sabai Nan Aluih was processed and transformed into comic. Interpretation on characters visualization and replotting storyline may results more interesting story. Claudia McvickerTeachers can use comics for reading instruction by capitalizing on their colorful graphic representation. Technology and reading are wed during the use of the Internet, and readers must rely on their visual literacy skills–a group of vision competencies people can hone for comprehension. This article reports on strategies for developing visual literacy skills by using comic strips. Comic strips provide a quick, concise way to teach and apply reading skills for practice or remediation. Suggestions for using a comic strip comprehension game on an educational website as well as strips from the daily paper are the definition of literacy and using visual strategies comprehensively can strongly affect student learning. Educators can contribute to the growth and understanding of the world of nonprint text by helping students learn to read and create visual products critically. When educators bridge popular culture and traditional texts, students become authentically motivated and engaged in their learning. This article highlights vignettes of visual literacy at work through successful classroom SoedarsoComic book is a literary medium which communicates via images. It has been part of Indonesian culture since a long time. Back to the 9th century, reliefs of Borobudur temple are proves of the early comic culture in Indonesia. Each relief panel of the Borobudur temple was made with a series of sequential scenes that depict many scenes of the 8th century’s daily life in ancient Java and the story of Sudhana and Manohara. It was made with the same principle of any comics nowadays. This article is a literature study with data gathered from both printed and electronic media. Field observation was done as well to obtain concrete data. Based on the result, comics can be categorized by its forms and formats, such as comic strip, comic book, and graphic novel. With stunning images and increasing in genres, comics easily become one of mass culture. Comics had a lowbrow reputation for much of its history, but nowadays it recieves more and more positive recognition and within academia. Its contribution to the field of entertainment, education, and imagination, especially to the young generation, makes comics as one of the important means of communication. Michael BitzIn this arts-based literacy initiative in urban after-school environments, children brainstormed, outlined, sketched, wrote, and designed original comic books that represented their lives as urban McCloudEl autor ofrece un acercamiento al mundo de las historietas desde el punto de vista de que se trata de un medio de comunicación con una estructura y un lenguaje propio. Analizan los diversos elementos de las historietas, desde el vocabulario hasta su diseño y su akan tradisi lokal, secara tidak langsung akan membangun narasi kebangsaan yang kuatDan Bahan BacaanGlsdan bahan bacaan GLS. Pengetahuan akan tradisi lokal, secara tidak langsung akan membangun narasi kebangsaan yang Komik Indonesia yang Seharusnya Sudah Pernah Kamu BacaReza AkhmadAkhmad, Reza. 2015. "11 Komik Indonesia yang Seharusnya Sudah Pernah Kamu Baca." Oktober 30, 2018.

jumlah bacaan jenis komik dan cerita rakyat adalah